ADC =
Analog to Digital Converter adalah suatu perangkat
yang mengubah suatu data kontinu terhadap waktu (analog) menjadi suatu
data diskrit terhadap waktu (digital).
Proses yang terjadi dalam ADC adalah:
- Pen-cuplik-an
- Peng-kuantisasi-an
- Peng-kode-an
- Pen-cuplik-an adalah proses mengambil suatu nilai
pasti (diskrit) dalam suatu data kontinu dalam satu titik waktu tertentu
dengan periode yang tetap. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
ilustrasi gambar berikut:
Semakin besar frekuensi pen-cuplik-an, berarti semakin banyak data diskrit yang didapatkan, maka semakin cepat ADC tersebut memproses suatu data analog menjadi data digital.
- Peng-kuantisasi-an adalah proses pengelompokan data
diskrit yang didapatkan pada proses pertama ke dalam kelompok-kelompok
data. Kuantisasi, dalam matematika dan pemrosesan sinyal digital, adalah
proses pemetaan nilai input seperti nilai pembulatan.
Semakin
banyak kelompok-kelompok dalam proses kuantisasi, berarti semakin kecil
selisih data diskrit yang didapatkan dari data analog, maka semakin teliti ADC tersebut memproses suatu data analog menjadi data digital.
- Peng-kode-an adalah meng-kode-kan data hasil kuantisasi ke dalam bentuk digital (0/1) atau dalam suatu nilai biner.
Dengan: X1 = 11, X2 = 11, X3 = 10, X4 = 01, X5 = 01, X6 = 10.
Secara matematis, proses ADC dapat dinyatakan dalam persamaan:
Data ADC = (Vin/Vref) x Maksimal Data Digital
Dengan Vref adalah jenjang tiap kelompok dalam proses
kuantisasi,kemudian maksimal data digital berkaitan proses ke-3
(peng-kode-an). Sedangkan proses ke-1 adalah seberapa cepat data ADC dihasilkan dalam satu kali proses.
Contoh kasus:
1. Suatu rangkaian ADC dengan IC 0804 diberikan
input tegangan analog sebesar 3 volt. Tegangan referensi IC di-set di 5
volt. Berapakah data digital output dari IC?
Jawaban:
IC 0804 adalah IC ADC dengan output 8 bit data digital. Maka maksimal data digital-nya adalah 2
8
– 1 = 255 (pengurangan 1 dilakukan karena data dimulai dari 0-255 yang
berarti berjumlah 256). Sehingga data digital output IC adalah:
Data ADC = (Vin/Vref) x Maksimal Data Digital
Data ADC = (3/5) x 255
Data digital output IC = 153 = 10011001
2. Suatu
rangkaian mikrokontroler AVR ATmega16 membaca data digital di salah satu
pin ADC-nya adalah 0111110100. Dengan diketahui bahwa pin AREF-nya
dihubungkan ke tegangan sumber 5 volt, berapakah tegangan input pada pin
ADC-nya tersebut?
Jawaban:
IC mikrokontroler AVR ATmeg16 adalah mikrokontroler yang terdapat
rangkaian ADC internal di dalam IC-nya. ADC internal dari ATmega16
memiliki ketelitian sampai dengan 10 bit, sehingga maksimal data
digital-nya adalah 2
10 – 1 = 1023. Pin AREF pada
mikrokontroler ini adalah salah satu opsi tegangan referensi ADC-nya.
Sehingga tegangan input dapat dihitung dengan cara:
Data digital output = 0111110100(2) = 500(10)
Data ADC = (Vin/Vref) x Maksimal Data Digital
500 = (Vin/5) x 1023
Vin = (500 x 5 / 1023) = 2,44 Volt
3. Suatu rangkaian mikrokontroler AVR ATmega16
terhubung kepada sensor suhu LM35. Dalam proses pembacaan data pada pin
ADC-nya, data yang terbaca adalah 300
(10). Berapakah suhu yang terdeteksi oleh LM35 jika pin AREF pada mikrokontroler diset di tegangan 1 volt?
Jawaban:
Langkah pertama dalam menyelesaikan kasus-3 adalah menentukan
tegangan input di pin ADC yang adalah tegangan keluaran dari LM35 dengan
cara seperti pada penyelesaian kasus-2:
Data ADC = (Vin/Vref) x Maksimal Data Digital
300 = (Vin/1) x 1023
Vin = (300 x 1 / 1023) = 0,2933 Volt
Langkah berikutnya adalah menentukan suhu yang dideteksi oleh LM35.
Untuk melakukan itu perlu diperhatikan sensitivitas dari LM35. Dari
datasheet-nya, LM35 memiliki sensitivitas 10 mV/
oC. Sehingga suhu yang terdeteksi oleh LM35 (T):
T = (Vin/Sensitivitas) = (0,2933/0,01) = 29,33 oC